Hi cebongers. Ini adalah blog grup cebonk, disini penulis akan menyuguhkan berbagai cerita yang dapat memotivasi diri cebongers. Selain itu juga penulis akan memberikan cerpen-cerpen untuk menghibur semuanya.
RSS

Kamis, 20 Januari 2011

The Impossible Dream


The Impossible Dream


                Saya ingin menulis refleksi berdasarkan cerita Impossible dream. Ketika saya membaca cerita itu, saya kembali teringat dengan perjuangan saya waktu dulu ketika saya berjuang untuk masuk Universitas Negeri. Sejak kelas 3 SMA, saya sudah berkeinginan untuk masuk ke salah satu Universitas Negeri ternama yaitu UI. Saya merasa sangat bersemangat untuk mewujudkan mimpi saya tersebut. Saya pun belajar dengan serius dan mengikuti kursus selama 1 tahun untuk mencapai mimpi saya tersebut.
Selama perjalanan saya untuk belajar dan mencapai impian. Saya mendengar banyak komentar negatif yang berkata bahwa anak daerah susah untuk masuk UI yang merupakan universitas nomor 1 di Indonesia. Banyak juga yang mengatakan aku tidak sanggup untuk masuk ke sana. Teman – teman saya juga kurang begitu yakin kalau saya bisa diterima di sana. Mereka semua menganggap mempunyai kesempatan yang sangat kecil untuk dapat menjadi satu dari mahasiswa di sana. Namun, dalam diri saya tersimpan sebuah semangat yang sangat membara dan keinginan untuk membuktikan kalau saya mampu untuk masuk ke sana. Ingin rasanya membuat orang mengakui kalau saya mampu untuk menembus universitas terbaik di Indonesia tersebut.

Saya pun bukan cuman sekedar bermimpi tetapi saya juga belajar dengan serius dan terus memeperdalam ilmu dalam berbagai bidang pelajaran yang diujikan. Saya ingin meyakinkan orang saya pantas untuk masuk ke sana melalui tes – tes try out yang diadakan oleh bimbel yang saya ikuti. Saya selalu memimpin juara 1 setiap kali try out diadakan. Saya ingin memberikan bukti bahwa saya tidak hanya bermimpi untuk masuk.
Untuk masuk pada universitas tersebut terdapat tiga tes. Pada tes yang pertama saya gagal. Saya merasa bahwa ternyata saya belum mampu untuk mencapai tahap tersebut. Untuk menghadapi tes kedua saya lebih bersemangat lagi untuk belajar. Saya membabat lebih banyak soal sebagai latihan. Pada tes kedua saya merasa cukup siap. Saya mengerjakan soal dengan cukup baik. Saya pun cukup yakin dapat mencapai passing grade yang ditentukan.

Namun ternyata hasil berkata berbeda, saya tidak lulus satupun dari pilihan jurusan yang saya pilih. Setelah membaca pengumuman itu, saya merasa sangat terpukul dan down. Saya merasa inferior dan putus asa. Guru – guru pada bimbel selalu menghibur saya dan memberikan saya dukungan untuk bangkit lagi untuk menempuh tes yang terakhir. Tetapi saya sudah terlalu negative, saya pun menjadi malas untuk belajar lagi. Saya merasa kecewa dan putus asa karena saya yang selalu juara 1 ternyata tidak dapat mendapatkan apa yang saya mimpikan.
Saya sudah tidak berkeinginan untuk mengikuti tes ketiga. Tetapi guru sejarah saya selalu berkata seperti ini “ Steven kamu jangan seperti Hitler ya kalah perang 2 kali langsung bunuh diri, selalu ada kesempatan dan kamu pasti dapat itu”. Tetapi motivasi itu tidak membuatku bangkit hingga pada suatu hari saya diajak teman untuk ikut seminar motivasi, pada saat disana saya melihat video Derek Redmond. Saya sangat tersentuh dengan Derek Redmond yang begitu bersemangat untuk menyelesaikan pertandingan yang telah dia mulai. Setelah melihat video itu, saya merenung dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seperti Derek Redmond pelari luar biasa dan bukan menjadi pelari biasa yang pastinya akan menyerah di tengah jalan. Saya pun tidak putus asa lagi, saya belajar lebih giat lagi dan semakin bersemangat. Saya terus memompa motivasi diri dan dengan bakaran semangat dari guru – guru bimbel saya bangkit lagi.
Saya merasa sangat percaya diri untuk menyelesaikan mimpi yang telah saya mulai apapun hasilnya nanti. Apakah saya akan menjadi juara atau kalah dengan terhormat? Saya belajar dengan agak ekstrem hingga jam 3 subuh dan bangun jam 10 untuk melanjutkan kursus hingga malam. Begitu seterusnya kurang lebih 3 minggu. Saya sudah berlatih ribuan soal. Pada try out yang terakhir saya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan 63. Pada saat tes, saya hanya berdoa dan mengerjakan dengan baik dan percaya diri apapun hasilnya nanti. Pada saat pengumuman ternyata aku kalah dengan terhormat karena aku memang tidak mencapai mimpi yang aku tetapkan tetapi aku diterima di Universitas Padjadjaran yang merupakan universitas yang terkenal ketat dalam penyeleksian. Saya merasa mendapat kado hiburan dan merasa aku gagal dengan terhormat walaupun tetap terselip sedikit rasa kecewa di dalam hati.
Setelah berbagai pertimbangan akhirnya saya tidak memilih Unpad karena berbagai alasan yang tidak dapat saya sebutkan. Saya memilih Binus untuk melanjutkan kuliah saya. Orang tua dan guru – guru saya selalu berkata kepadaku bahwa mereka tidak menyalahkan kegagalanku karena mereka tahu aku telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai mimpiku. Orang tuaku yang telah mengeluarkan cukup banyak uang pun terus menghiburku. Mereka semua mendukungku dan tidak pernah ada nada yang mengejek dari kedua orang tuaku. Aku sangat berterima kasih pada mereka karena mereka begitu mengerti aku. Akhirnya, beberapa teman aku masuk menjadi pemenang pada universitas yang mereka impikan. Akhirnya, aku memiliki keyakinan bahwa “Segenggam garam dapat mengasinkan air manapun”. Saya akan terus berusaha semaksimal mungkin demi masa depan aku walaupun bukan di tempat mimpiku berada.

1 komentar:

riyanajinugroho mengatakan...

mimpiMu sudah nyata kawan....terusLah mengasinkan semua itu....Ingat IKAN tidak akan pernah ASIN sebelum dia MATI.....!! Selagi kmu hidup Lingkunganlah yg kmu asinKan....!! ingat kata2 pepatah itu ya stev...!! Dunia akan ada dalam genggamanMu jika kmu yakin akan putusan itu...!! Semangat Kawan...!!!!

Posting Komentar